Tenggelam Dalam Lautan Kehampaan Makna

Aku sangat suka mendengarkan musik. Mendengarkan musik dapat mendorong semangatku dalam menjalani aktifitasku. Suatu ketika, dengan tidak sengaja aku mengunduh sebuah lagu dari album E.S. Posthumus : Cartographer, yang berjudul Decifin yang aku dapatkan dari sebuah forum. Aku tidak mengenal album tersebut, bahkan aku tidak tahu apa aliran dan jenis musik yang mereka mainkan. Ternyata mereka memainkan sejenis campuran musik orkestra kontemporer yang bernuansa new age. Seorang perempuan menyanyikan liriknya dengan bahasa yang aku tidak aku kenali, mungkin spanyol, portugis atau sejenisnya. Namun aku sangat dibuatnya terhipnotis untuk mendengarkan lagu itu, meskipun aku tidak mengerti arti dan makna lagu tersebut. Aku membiarkan diriku terhanyut dalam lagu yang bagiku sangat indah. Betapa dalamnya aku terhanyut hingga aku terus-menerus memutar ulang lagu itu. Tanpa aku sadari aku telah tenggelam dalam sebuah alam yang meneduhkan, bebas, indah, dan luas. Bak aku tenggelam dalam sebuah lautan, aku tenggelan dalam sebuah lautan yang hampa dengan makna.

 
Mengapa aku menyebutnya 'tenggelam dalam lautan yang hampa dengan makna'? Hal itu aku deskripsikan seperti itu karena aku sendiri tidak tahu apa itu dan apa makna dari sebuah pengalaman yang estasik seperti itu. Setiap kali aku menikmati pengalaman tersebut, selalu ada godaan untuk mencari apa itu dan apa maknanya. Mungkin hal itu disebabkan karena aku adalah orang yang punya rasa penasaran yang tinggi. Tapi godaan untuk mencari makna pengalaman lewat mencari arti dari lirik lagu tersebut selalu kuhindari dengan kekuatiran bahwa pengalaman itu akan hilang, karena ketika aku sudah tahu, aku pasti tidak begitu tertarik lagi. Dasar memang rasa penasaranku begitu tinggi sehingga godaan itu aku aku tanggapi dengan mulai mencari lirik tertulis lalu aku coba terjemahkan di Google Traslate. Begitu lama aku mencari lirik tertulis dari lagu itu, bahkan setelah aku menemukannya, aku malah tidak menemukan bahasa yang tepat untuk menerjemahkan liriknya dalam Google Translate. Aku heran sekali. Bahasa apa yang mereka gunakan dalam lirik lagu itu?

Karena aku lelah juga mencari arti dari lirik lagu tersebut, aku mencoba mencari siapa yang menciptakan lagu itu dan mencari tahu bahasa apa yang mereka gunakan dalam lagu itu. Namun aku terheran menemukan fakta yang diungkapkan oleh sang pencipta lagu, Helmut Vonlichten :
Tim asks, "From what I have gathered, the lyrics to the Luna Sans songs in Cartographer sound like a mash-up of words from numerous languages. Firstly, would this assumption be correct and if so, did you guys decide to create a fictional language from the very beginning of the project?"
Helmut Vonlichten:  Numanian is a Latin derivative and, therefore, sounds similar to many of the Romance languages. The use of a secret language encourages the listener to engage their own imagination and, thereby, create a unique personal interpretation. (http://www.tracksounds.com/specialfeatures/interviews/interview_e_s_posthumus_2008_page2.htm)
Bahkan apa yang diungkapkan sang pencipta lagu tersebut dikonfirmasi oleh sang penyanyi, Luna Sans, dalam lagu itu :
In regards to the lyrics/ language I was not told any meanings/translations prior to the recording if at all. It was important to the process that I feel whatever it was I felt in the moment I sang the songs. It was much more organic that way. I wanted to convey as much raw emotion as I could, and hopefully I was able to do so. I think with this music, it is best unscripted/undefined. It should be up to the listener to decide what the songs mean to them, myself included.... (http://www.streamingsoundtracks.com/modules.php?name=Interviews&action=showinterview&id=4)

Ternyata lagu itu diciptakan oleh sang pencipta dengan 'bahasa rahasia' dan bertujuan untuk membawa pendengarnya masuk kepada alam imajinasi personal serta mengembangkan interpretasi individual terhadap lagu itu tanpa perlu mengetahui arti/terjemahan liriknya. Hal itu juga terjadi kepada sang penyanyi yang merasakan hal yang sama. Dan hal itu pun terjadi pada diriku ketika aku mendengarnya. Akhirnya aku pun mengehentikan pencarian arti dan makna dari lagu itu dan berusaha menikmati pengalaman bebas nan indah tersebut saja.

Pengalaman dan pemahaman ini memberikan aku sebuah pencerahan bahwa kehidupan untuk mencari makna atas segala fenomena hidup bisa menjadi 'penjara jiwa'. Memang benar, kehidupan manusia sering kali 'dipaksa' masuk ke dalam usaha untuk 'memaknai segala sesuatu', mencari tujuan akan segala sesuatu, mengukur segala sesuatu dan memprediksikan segala sesuatu. Pengalaman yang aku rasakan melalui lagu ini mengajak aku lepas dari 'penjara jiwa', yang hanya melihat bahwa semua ada maknanya, ada tujuannya. Pengalaman ini hendak mengatakan bahwa ada sesuatu yang misteri di luar sana, yang tidak bisa terangkum oleh sebuah 'makna'. Misteri yang sangat mengerikan sekaligus mengagumkan, di mana segala batas rasa emosi menjadi pudar dan menjadi satu. Sedih, suka, marah, kecewa, tawa, bingung, heran, diam pun melebur. Yang ada hanya jiwaku yang bebas melayang menerobos ruang dan waktu, tenggelam dalam laut kehampaan makna. Bisa jadi inilah kekuatan sebuah musik yang mampu membuat batas hidup dan mati menjadi sangat tipis. Atau mungkin itulah seharusnya kehidupan manusia dalam dunia ini yang pada kenyataan dan ironinya hidup dalam 'kesementaraan' dan 'ketidakpastian' sehingga ia harus terus berjalan dan berjalan seperti yang dikatakan seorang manusia : "serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya."

Berikut lagu E.S. Posthumus : Cartographer, yang berjudul Decifin dan bagaimana aku berusaha menggambarkan perasaanku saat aku mendengar lagu ini. Coba saudara mainkan musiknya dan hayati sebuah ekspresi yang kualami saat mendengarkan lagu itu  di bawah berikut ini : (Di bawah ini bukan terjemahan lirik lagu dan juga bukan interpretasinya, melainkan sharing pengalamanku saat mendengar lagu itu, sehingga akan sangat terasa jika membacanya sambil mendengarkan lagu itu)

Klik play
atau download di sini

wahai jiwaku...
mengapa kau hanya terdiam dalam kebisuan?
terduduk dalam kemurungan?

wahai jiwaku...
bangunlah dan angkatlah kepalamu...
dan mulai kepakkan sayapmu..

kepakkanlah sayap sekencang mungkin dan terbanglah
terbang menuju langit yang luas dan tak terbatas
menuju tujuan tanpa tujuan
menuju tempat tanpa bentuk
menuju waktu tanpa waktu...

wahai jiwaku....
lepaskanlah apa yang menjadi bebanmu,
beban yang bukan milikmu pada mulanya,
beban yang hanya mengikat kebebasanmu,
kebebasan yang adalah dirimu sejatinya..

wahai jiwaku...
biarkan dirimu tenggalam,
tenggalam dalam lautan yang penuh kegelapan,
namun di situ pun kau menemukan terang,
tenggalam dalan tangis namun juga ada tawa,
 dalam pengertian namun ada pula kebimbangan,
dalam sakit namun juga terdapat sehat,
dalam kehidupan sekaligus juga dalam kematian... 

hingga pada akhirnya,
kau bertemu dengan kekasih jiwamu..
kekasih yang tersembunyi dalam misteri
misteri yang merupakan belahan dirimu..
misteri yang tanpa batas waktu...
batas ruang...
batas tujuan...
dan batas arti serta makna...

wahai jiwaku...
terbanglah...

wahai jiwaku...
tenggelamlah...

Album E.S. Posthumus : Cartographer (2008)
 

2 Komentar:

Anonymous said...

why are you becoming mystical??
well, anyway, i love mystery, life is mystery, death is mystery, love is mystery...
music brings mystery and wonders, if it's not wil become dull and or cheasy...
Mind that brings imagination is mystery, imagination to appreciate the mystery from a music... because its mystery and so i appreciate more..

El-Yus said...

Excellent! Aq kini semakin menguatkan kesimpulanku, bahwa hargailah "jiwa",karena itu adalah yang pertama dan terutama dari diri seorang manusia. Selama ini, manusia, lebih tepat seseorang memiliki tujuan,motovasi dan mimpi di dalam hidupnya, yang terkadang semua itu, tanpa disadari telah menyiksa jiwanya sendiri.Seseorang lebih senang melihat sesuatu di luar dirinya. Padahal dengan melihat sesuatu yang di luar dirinya tersebut, seseorang telah mengabaikan atau telah menyiksa sesuatu di dalam dirinya (jiwa).Aq, juga diingatkan dengan motto olah raga, yang menyatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat. Ini sebenarnya terbalik,di dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang sehat.Karena seseorang yang berolah raga untuk mendapat tubuh yang sehat akan menyiksa jiwanya, tetapi seseorang yang berolah raga untuk jiwanya yang sehat, maka tubuhnya juga akan sehat. Jadi tujuan, motivasi dan mimpi-mimpi kita, hendaklah lebih memperhatikan sesuatu yang merupakan kekayaan di dalam diri kita, yakni jiwa. Jangan kita siksa keberadaannya, kita perlu sadar keberadaannya, sehingga diri kita semakin dihargai oleh kita sendiri.

About Me

My Photo
hugimpu
A person who always anxiety..
View my complete profile

Followers